Minggu, 24 Mei 2015

analisis novel siti nurbaya



TUGAS APRESIASI DAN KAJIAN PROSA FIKSI
ANALISIS NOVEL SITI NURBAYA
( KASIH TAK SAMPAI )
KARANGAN MARAH RUSLI
Dosen Pengampu : Drs. Rusdian Noor Dermawan, M.Hum

Disusun Oleh :
                                                      Nama : Hartutik Sulistyo Wati
                                                      NIM    : 2014001099

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAN KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2015
A.    APRESIASI NOVEL SITI NURBAYA
Novel karangan Marah Rusli yang  nama lengkapnya yaitu Marah Halim bin Sutan Abubakar memuat novel mengenai pernikahan yang tidak diinginkan dari seorang wanita cantik dan baik mempunyai pasangan yaitu Samsul bahri , akan tetapi hubungan mereka tidak ditakdirkan untuk bersama karena kelicikan Datuk Meringgih menghancurkan segala keeingina kedua pasangan tersebut. Dalam novel ini tedapat kisah yang sangat membuat orang selalu ingin membaca dan penasaran dengan kisah seorang Siti Nurbaya, bahkan berkali-kali membaca Novel ini akan menemukan keindahan yang tampak. Indahnya bahasa yang digunakan mengkisahkan wanita yang tidak bisa melawan takdirnya. Sampai saat ini adalah suatu kisah yang telah di ketahui orang bahkan bukan pecinta pun tahu akan adanya kisah, khalayak masih memperbincangkan keindahan karya sastra yang terdapat dalam ini. Adat budaya minang yang dominan dalam berlangsungnya alur terjadinya kasih tak sampai . karya ini menarik bagi pembacanya dan pembaca sampai dalam rasa simpatik mereka rasakan jika ketika dalam keadaan yang seperti itu.
B. SINOPSIS NOVEL SITI NURBAYA ( kasih tak sampai )
           KARANGAN MARAH RUSLI
Berawal dari kampung Jawa dalam, di kota Padang , ada dua pasangan kekasih yang mulanya hanya berteman dan bersahabat ketika kecil samapi mereka remaja, sebutlah ia Siti Nurbaya anak dari baginda Sulaiman dan Samsul Bahri anak dari Sutan Mahmud Syah, mereka bertetangga dan sudah seperti saudara, Ibunya Nurbaya  meninggal saat Siti Nurbaya masih kanak-kanak, Maka bisa dikatakan itulah titik awal penderitaan hidupnya. ia hanya hidup bersama Baginda Sulaiman ayah yang sangat disayanginya.samsul Bahri memutuskan untuk meneruskan sekolahnya di Jakarta sekolah Dokter Jawa, perpisahan mereka membuat Nurbaya sangat sedih dan sebelum berangkat mereka berdua berjanji akan setia satu sama lain, ketika Samsul bahri Sudah di Jakarta, terjadilah kejadian yang sangat membuat ayah Nurbaya sedih,   Ayah Nurbaya adalah pedagang  yang terkemuka di Kota Padang. Sebagian modal usahanya merupakan uang pinjaman dari seorang rentenir bernama Datuk Maringgih.
            Pada mulanya usaha pedagangan baginda Sulaiman mendapat kemajuan pesat, hal itu tidak dikehendaki leh rentenir seperti Datuk Maringgih. Maka untuk  melampiaskan keserakahannya Datuk Maringgih menyuruh kaki tangannya membakar semua kios milik Baginda Sulaiman dengan demikian hancurlah usaha Baginda Sulaiman. Ia jatuh miskin dan tak sanggup membayar utang-utangnya pada Datuk Maringgih dan inilah kesempatan yang dinanti-nantikannya Datuk Maringgih  mendesak Baginda Sulaiman yang sudah tak berdaya agar melunasi semua hutang-hutangnya boleh hutang tersebut dianggap lunas asalkan Baginda Sulaiman mau menyerahkan Siti Nurbaya putrinya kepada Datuk Maringgih.
Menghadapi kenyataan seperti itu Baginda Sulaiman yang memang sudah tak sanggup lagi membayar hutang-hutangnya tidak menemukan pilihan lain selain yang ditawarkan oleh Datuk Maringgih.

Siti Nurbaya menangis menghadapi kenyataan bahwa dirinya yang cantik dan muda berlia harus menikah dengan Datuk Maringgih yang sudah tua bangka dan berkulit kasar seperti katak yang kikir dan bengis. Lebih sedih lagi ketikaIa teringat Samsul Bahri kekasihnya yang sedang sekolah di Jakarta. Nurbaya pun mengirim surat Samsul Bahri mengenai semua apa yang dialaminya,  Samsul Bahri pun yang sedang  ada di Jakarta mengetahui peristiwa yang terjadi di desanya, Pada suatu hari ketika Samsul Bahri dalam liburan kembali ke Padang, Ia dapat bertemu empat mata dengan Siti Nurbaya yang telah resmi menjadi istri Datuk Maringgih. Pertemuan itu diketahui oleh Datuk Maringgi sehingga terjadi keributan. Teriakan Siti Nurbaya terdengar oleh ayahnya yang tengah terbaring karena sakit keras. Baginda Sulaiman berusaha bangkit tetapi akhirnya jatuh tersungkur dan menghembuskan nafas terakhir.
             Mendengar itu Ayah Samsul Bahri yaitu Sultan Mahmud Syah yang kebetulan menjadi penghulu Kota Padang, hanya karena kesalahan anaknya tersebut  malu atas perbuatan anaknya sehingga Samsul Bahri harus kembali ke Jakarta dan Ia berjanji untuk tidak kembali lagi kepada keluarganya di Padang. Datuk Maringgih  juga tidak tinggal diam karena Siti Nurbaya mengusirnya.
            Tak lama kemudian Siti Nurbaya meninggal dunia karena memakan lemang beracun yang sengaja diberikan oleh kaki tangan Datuk Maringgih. Kematian Siti Nurbaya itu terdengar oleh Samsul Bahri sehingga dia menjadi putus asa dan mencoba melakukan bunuh diri akan tetapi mujurlah karena ia tak meninggal sejak saat itu ia hanya menyuruh Dokter untuk mengabarkan bahwa dirinya sudah meninggal. Samsul  Bahri tidak meneruskan sekolahnya dan memasuki dinas militer.
            Sepuluh Tahun kemudian dikisahkan di Kota Padang sering terjadi huru-hara dan tindakan kejahatan akibat ulah Datuk Maringgih dan orang-orangnya Samsul bahri yang telah berpangkat Letnan dikirim un tuk melakukan pengamanan. Samsul Bahri yang mengubah namanya menjadi Letnan Mas segera menyerbu kota padang. Ketika bertemu dengan Datuk Maringgih dalam suatu keributan tanpa berpikir panjang lagi Samsul Bahri menembak dadanya sampai ke jantung dan  Datuk Meringgih  jatuh tersungkur, Namun sebelum tewas Ia mengenai parangnya di kepala Samsul Bahri
            Samsul Bahri alias Letnan Mas Segera dilarikan kerumah sakit pada saat-saat terakhir menjelang ajalnya, Ia meminta dipertemukan dengan Ayahandanya ia pura-pura bukan Samsul bahri ia berpesan kepada ayahnya untuk dikuburkan di tengah-tengah Nurbaya dan ibunya Siti Maryam,dan akhirnya ia meninggal, tak lama kemudian  Sutan Mahmud Syah pun meninggal.

C.     Unsur Intrinsik
1.      Tema       : Sabar dan Takwalah yang menghantarkan insan menuju kebahagiaan.
                  Seorang wanita haruslah telindungi dan dijaga bukanlah disrusak.
2.      Alur         : Di Kota Padang  pada awal abad ke-20, Samsul bahri dan Sitti Nurbaya anak dari bangsawan Sutan Mahmud Syah dan Baginda Sulaiman  adalah tetangga dan teman kelas yang masih remaja menjalin kasih
Datanglah Datuk Meringgih yang merusak segalanya, sampai Siti Nurbaya meniggal dan akhirnya Samsul Bahri pura-pura meninggal karena ingin menuntut balas kepada Datuk Meringgih yang Licik itu.
Alur dalam novel ini close plot karena tokoh-tokoh utamanya dimatikan dan alur nya maju atau kronologis.
3.      Tokoh        :
Didalam kajian ini akan diungkapkan tokoh-tokoh yang menggugah hati nurani pembacanya,
a.       Sitti Nurbaya
Sitti Nurbaya adalah salah satu tokoh  protagonis utama dan tokoh utama, Nurbaya merupakan tokoh yang dapat mengambil keputusan sendiri untuk segala hal tentang nasib nya tersebut, anak dari baginda Sulaiman seorang saudagar kaya di Padang. Nurbaya biasa dipanggilnya ia anak yang cantik rupa, kulakuan, dan adatnya tertib dan sopan baik hatinya. Akan tetapi malang nasibnya mulai dari ia menikah dengan datuk Meringgih sampai dirinya sendiri meninggal karena memakan lemak beracun.



b.      Samsul Bahri
Samsul Bahri adalah salah satu tokoh Tambahan utama yang sangat berperan dalam kehidupan Siti Nurbaya, ia sesosok tokoh protagonis. Orang nya pandai sahaja, tingkah lakunya baik tertib, sopan, santun dan halus budi bahasanya.
c.       Datuk meringgih
Datuk Meringgih adalah salah satu tokoh tambahan Utama, sosoknya  antagonis
Ia adalah seorang saudagar Padang yang amat sangat kikir, kasar , gila akan harta dan bengis .
d.      Sutan Mahmud Syah
Sutan Mahmud Syah adalah salah satu tokoh tambahan ayah dari Samsul Bahri Penghulu di Padang , yang bersifat baik, pengasih penyayang dan adil . akan tetapi kesalahan anaknya yang hanya sedikit membuatnya murka terhadap Samsul Bahri.
e.       Arifin dan Bakhtiar
Arifin dan Bakhtiar  adalah sahabat dari Siti Nurbaya dan Samsul Bahri yang mencerminkan tokoh protagonis, setia pada sahabatnya.
f.       Baginda Sulaiman
Babginda sulaiman adalah tokoh Protagonis ayah dari Siti Nurbaya
g.      Pak Ali
h.      Pak Ali adalah tokoh protagonis yang lurus hatinya dan baik budi , ia setia menjaga Siti Nurbaya dengan Samsul Bahri.
i.        Rukiah
Rukiah adalah kemenakan Sutan Mahmud Syah, anak dari Putri Rukiah saudara Sutan Mahmud.
j.        Putri Rubiah
Putri Rubiah adalah saudara dari Sutan Mahmud sosok yang antagonis yang membenci istri Sutan Mahmud Syah
k.       Siti Maryam
Siti Maryam adalah ibu dari Samsul Bahri yang baik dan penyayang berperan tokoh protagonis.
l.        Nyonya Van Der Stier
Nyonya van der stier adalah guru hitung di sekolah
m.    Alimah
n.      Alimah adalah saudara Siti Nurbaya salah satu tokoh protagonis yang telah bercerai dengan suaminya, dan ia menjadi janda.
o.      Ahmad Maulana dan Fatimah
Ahmad maulana Ayah Alimah dan Fatimah ibu Alimah.


4.      Latar
Latar Tempat            : Kampung Jawa dalam, Ranah Padang
                                  Jakarta
                  Latar Waktu              : pagi, siang, sore dan malam , dan ketika Rusuh perkara
                                                 Belasting
                  Latar Lingkungan      :  Sosial Budaya adat Melayu kuno
                                                      Menggunakan bahasa melayu
5.      Sudut Pandang :
Sudut pandang yang digunakan yaitu sudut pandang orang ke-3 serba tahu

6.      Gaya Bahasa    : 
bahasa yang digunakan yaitu bahasa Melayu, bahasa Indonesia

7.      Judul                 : Malangnya sepasang kekasih yang terpisah oleh takdir.
 
8.      Amanat            : berkorban untuk orang tua adalah hal yang baik, pengorbanan untuk kekasih haruslah di usahakan semaksial mungkin dan kejahatan sebaiknya diberantas diperbaiki untuk lebih baik.

D.    Unsur Ektrinsik
Nilai ekonomi  : bangkrut nya baginda Sulaiman membuat Siti Nurbaya  mengorbankan menjadi Istri Datuk Meringgih.
Nilai sosial            : adanya kepedulian tehadap sesama
Nilai Moral       : adanya asmara kedua pasangan yang saling mencintai dan dipisahkan dengan kedatangan Datuk yang licik.

0 komentar:

Posting Komentar