PROSES MORFOLOGI
DALAM BAHASA INDONESIA
Diajukan untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Morfologi Bahasa Indonesia
Dosen pengampu : Dra.
Nusarini,M.Hum.

Disusun
Oleh :
Nama : Hartutik Sulistyo Wati
NIM : 2014001099
PROGAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAN
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2014/2015
Proses Morfologi dalam
Bahasa Indonesia
Proses Morfologi adalah
proses pembetukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk
dasarnya. Bentuk dasar itu mungkin
berupa kata, terjauh yang dibentuk dari kata jauh, menggergaji dari kata gergaji. Mungkin berupa
pokok kata misal bertemu dibentuk dari
kata temu. Berupa frase misal dari kata ketidakadilan yang dibentuk frase tidak
adil, mungkin berupa kata dan kata misal kata rumah sakit yang dibentuk dari
kata rumah dan kata sakit. Mungkin dapat berupa kata dan pokok kata misal kata
pasukan tempur yang dibentuk dari kata pasukan dan pokok kata tempur. Mungkin
juga berupa pokok kata dan pokok kata misalnya lomba tari yang dibentuk dari
pokok kata lomba dan pokok kata tari.
Dalam bahasa Indonesia
terdapat 3 proses morfologi yaitu :
1.
Proses pembubuhan afiks
Proses
pembubuhan afiks adalah pembubuhan afiks pada Sesuatu satuan, baik satuan itu
berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks , untuk membentuk kata. Misalnya
pembub uhan afiks ber- pada jalan menjadi berjalan, afiks men- pada tulis menjadi menulis, ada
juga afiks yang tidak membentuk kata adalah afiks per-, -kan, dan –i, misalnya perbesar, bangunkan, pukuli.
Satuan yang dilekati afiks atau yang menjadi dasar pembentukan bagi satuan yang
lebih besar itu ddisebut bentuk dasar.
Bentuk
dasar kata berjalan adalah jalan, dalam pembubuhan afiks bentuk dasar merupakan
salah satu dari unsur yang bukan afiks. Bentuk dasar dapat berdiri sendiri
sebagai kata misalnya pakaian dalam berpakaian, tetapi ada pula bentuk dasar
yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam penggunaan bahasa misalnya
temu dalam bertemu.
Afiks
Afiks
adalah suatu satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan unsur
yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada
satuan-satuan lain untuk membentuk kata lain untuk kata baru, misalnya kata
minuman kata ini terdiri dari unsur ialah minum yang merupakan kata dan-an yang
merupakan satuan terikat, maka morfem –an
di duga merupakan morfem.
Setiap afiks tentu berupa satuan terikat,
artinya dalam tuturan biasa tidak dapat berdiri sendiri, dan secara gramatik
selalu melekat pada satuan lain. Morfem di-
seperti dalam di rumah tidak dapat lagi di golongkan afiks sebab sebenarnya
morfem itu secara gramatik mempunyai
sifat bebas, tidak seperti morfem di-
pada dipukul. Demikian juga morfem-morfem ku,
mu, nya, kau, dan isme, seperti kata diatas bukan merupakan afiks,
melainkan termasuk gologan klitik karena morfem-morfen tersebut memiliki arti
leksikal , sedangkan afiks tidak.
Prefiks
|
Infiks
|
Sufiks
|
meN-
|
-el-
|
-kan
|
ber-
|
-er-
|
-an
|
di-
|
-em-
|
-i
|
ter-
|
-nya
|
|
peN-
|
-wan
|
|
pe-
|
-wati
|
|
se-
|
-is
|
|
per-
|
-man
|
|
pra-
|
-da
|
|
ke-
|
-w
|
|
a-
|
||
maha-
|
||
para-
|
Afiks-afiks
terletak di lajur paling depan disebut prefiks karena selalu melekat di depan
bentuk dasar, yang terletak dilajur terletak di lajur tengah disebut infiks
karena selalu melekat di tengah bentuk dasar , dan yangb dilajur belakang di
sebut sufiks karena selalu melekat di belakang bentuk dasar. Ketiga tersebut
disebut awalan,sisipan dan akhiran.
Ada
juga ada lagi satu macam afiks yang disini disebut afiks terpisah atau
simulfiks, afiks ini sebagianya terletak di muka bentuk dasar dan sebagainya
terletak dibelakangnya. Yang terdapat dalam Bahasa Indonesia adalah peN-,
pe-an, ber-an, ke-an, dan se-nya.morfem ber-
dan –an pada kata berpakaian tidak merupakan simulfiks karena ber- dan –an di situ tidak melekat
bersama-sama, dan tidak bersama-sama mendukung satu fungsi. Morfem –an lebih dahulu melekat pada pakai
menjadi pakaian, baru kemudian ber-
melekat pkaian menjdai berpakaian. Morfem –an
mempunyai fungsi gramatik sendiri , ialah membentuk golongan kata nominal dari
golongan kata lain, dan morfem ber-
juga mempunyai fungsi gramatik sendiri ialah membentuk kata verbal dari
golongan kata lain.
Afiks asli dan afiks dari bahasa
asing
Kalau
afiks-afiks diatas diteliti ternyata ada diantaranya yang berasal dari bahasa
asing ialah pra-, a-, -wan, -wati, -is,
-man, dan –wi.
Afiks yang produktif dan afiks yang
improduktif
Berdasarkan produktifitasnya afiks dapat
digolongkan menjadi dua golongan ialah afiks yang produktif dan afiks yang
improduktif`
Afiks produktif ialah afiks yang hidup,
yang memiliki kesanggupan yang besar untuk melekat pada kata-kata atau
morfem-morfem, seperti ternyata dari distribusinya. Contoh : pada waktu ini
meskipun dari bahasa asing , ialah –wan dalam katab bangsawan, hartawan. Yang termasuk golongan afiks yang produktif
ialah meN-, ber-, di-, ter-, peN-, pe-,
se-, per-, ke-, maha-, para-
-kan,
-an, -i, -wan. Ke-an, peN-an, per-aN
per-an, ber-an, se-nya.
·
Afiks improduktif ialah afiks yang sudah
usang, yang distribusinya terbatas pada beberapa kata, yang tidak lagi
membentuk kata-kata baru.
Contoh nya : misal afiks –man yang hanya terdapat pada kata
budiman dan seniman, afiks-afiks –el- ,
-er- , dan –em-, yang hanya terdapat pada kata gemetargeletar, gerigi,
gerenyt, gemuruh, temali, seruling, afiks –da yang hanya terdapat pada
kata-kata yang menyatakan hubungan kekeluargaan misalnya adinda, kakanda,
ayahanda. yang termasuk afiks improduktif ialah pra-, a-, -el-, -er-, -em, -wati, -is, -mam, -da, dan –wi.
2.
Proses pengulangan
Proses
pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya
maupun sebagaianya, baik dari variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan itu
disebut kata ulang, satuan yang diulang merupakan bentuk dasar misalnya kata
ulang rumah-rumah dari bentuk dasar rumah kata ulang bolak-balik dari bentuk
dasar balik. Dalam bahasa indonesia ada bentuk-bentuk seperti kering keronta,
tua renta, segar bugar berupa morfem bebas dan komponen yang lain berupa morfem
unik.
Menentukan
bentuk dasar kata ulang
Setiap
kata ulang memiliki satuan yang diulang. Satuan yang di ulang itu disebut
bentuk dasar, sebagian kata ulang dengan mudah dapat ditentukan bentuk dasarnya
misal sakit-sakit nentuk dasarnya sakit.
Tetapi
tidak semua kata ulang dapat dengan mudah ditentukan bentuk dasarnya, dari
pengamatan dapatlah dikemukakan dua petunjuk dalam menentukan bentuk dasar bagi
kata ulang :
a. Pengulangan
pada umumnya tidak mengubah golongan kata
Dengan petunjuk ini dapat ditentukan
bahwa bentuk dasr dari kata ulang termasuk golongan kata nominal berupa kata
nominal, baik kata kerja maupun kata sifat, berupa kata verbal, dan bentuk
dasar bagi kata ulang yang termasuk golongan kata bilangan juga berupa kata
bilangan misalnya :
Berkata-kata – bentuk dasarnya berkata (kata kerja)
Gunung-gunung - bentuk dasarnya gunung (kata nominal)
Cepat-cepat - bentuk dasarnya cepat (kata sifat)
Sepuluh-sepuluh - bentuk dasarnya sepuluh (kata bilangan)
Ada juga pengulangan yang mengubah
golongan kata, ialah pengulangan dengan se-nya,
misalnya : tinggi à setinggi-tingginya termasuk dalam
golongan kata keterangan karena kata-kata tersebut secara dominan menduduki
fungsi keterangan dalam suatu klausa, sedangkan bentuk dasarnya yaitu tinggi
merupakan golongan sifat
b. Bentuk
dasar selalu berupa satuan yang terdapat
dalam penggunaan bahasa misalnya kata ulang mempertahankan bentuk dasarnya
bukan mempertahan tetapi mempertahankan karena mempertahankan tidak terdapat
dalam pemakaian bahasa.
·
Macam macam pengulangan
a. Pengulangan
seluruh
Pengulangan seluruh ialah pengulangan
seluruh berbentuk dasar, tanpa peruahan fonem dan tidak berkombinasi dengan
proses pembubuhan afiks. Misalnya :
Sepeda
– bersepeda-sepeda
b. Pengulangan
sebagian
Pengulangan sebagian ialah pengulangan
sebagian dari bentuk dasarnya. Disini bentuk dasar tidak diulang seluruhnya
hampir semua bentuk dasar pengulangan golongan ini berupa bentuk kompleks yang
berupa bentuk tunggal hanyalah kata lelaki dari bentuk dasar laki.
Apabila bentuk dasar itu berupa bentuk
kompleks, kemungkinan-kemungkinan bentuknya sebagai berikut :
a) Bentuk
meN- , misalnya : mengambil à
mengambil-ambil
b) Bentuk
di- , misalnya : ditanami à ditanam-tamani
c) Bentuk
ber- misalnya : bertemu à
bertemu-temu
d) Bentuk
ter -.Misalnya : terbalik à terbalik-balik
e) Bentuk
ber-an misalnya bersentuhanà
bersentuh-sentuhan
f) Bentuk
–an misalnya : makanan à
makan-makanan
g) Bentuk
ke- misalnya : keduaà
kedua-dua
c. Pengulangan
yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks
Bentuk dasar diulang seluruhnya dan
berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, maksudnya pengulangan itu terjadi
bersama-sama pula mendukung satu fungsi. Ada dua pilihan dalam pembentukan
kereta-keretaan yaitu pilihan pertama ialah bentuk dasar kereta diulang menjadi
kereta-kereta lalu mendapat bubuhan afiks –an
Pilihan ke dua ialah bentuk dasar kereta
diulang dan mendapat bubuhan afiks –an jadi prosesnya keretaà
kereta-keretaan
d. Pengulangan
dengan perubahan fonem
Kata pengulanganya termasuk golongan ini
sebenaranya sangat sedikit, bahwa dalam kata bolak-balik dibentuk dari bentuk
dasar balik yang diulang seluruhnya dengan perubahan fonem , ialah dari /a
menjadi /o/, dan /i/ menjadi /a/.
3.
Proses Pemajemukan
Kata
majemuk adalah yang terjadi dari gabungan dua kata sebagai unsurnya. misalnya rumah sakit, meja makan, kepala batu,
keras hati, panjang tangan, mata pelajaran, mata kaki dll.
Ada
juga kata majemuk yang terdiri dari satu kata dan satu pokok kata sebagai unsurnya,
misal daya tahan, daya ruang, kamar tunggu dan ada pula yang terdiri dari pokok
kata semua, misalnya lomba tari, jual beli, simpan pinjam dll.
Ciri-ciri
kata majemuk
Hasil
dari penelitian menujukan bahwa satuan yang terdiri dari kata nominal dan kata
sifat mempunyai dua kemungkinan yaitu satuan itu merupakan suatu klausa dan
kemungkinan yang kedua yaitu frasa.
a. Salah
satu atau semua unsurnya berupa pokok kata
Pokok kata ialah satuan gramatik yang
tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa dan secara gramatik tidak
memiliki sifat bebas yang dapat dijadikan bentuk dasar bagi sesuatu kata,
misalnya : juang, alir, tempur dll.
Satuuuan gramatik yang unsurnya berupa
kata dan pokok kata atau pokok kata semua berdasarkan ciri ini merupakan kata majemuk
karena pokok kata merupakan satuan gramatik yang tidak dapat berdiri sendiri
dalam tuturan biasa dan secara gramatik tidak memiliki sifat bebas sehingga
gabungan dengan pokok kata tertentu tidak dapat dipisahkan atau diubah
strukturnya.
b. Unsur-unsurnya
tidak mungkin dipisahkan, atau tidak mungkin diubah strukturnya
Satuan kamar mandi kelihatanya sama dengan orang mandi, keduanya terdiri
dari kata nominal dan kata kerja, tetapi bila diteliti benar-benar, ternyata
kedua satuan itu berbeda. Pada orang mandi kata orang dapat diikuti kata itu
misalnya menjadi orang itu mandi, dan kata mandi dapat didahului kata sedang
akan, sudah menjadi orang itu sedang mandi, orang itu akan mandi dan orang itu
sudah mandi. Dengan kata lain unsur-unsur dalam orang mandi dapat dipisahkan,
berbeda dengan kamar mandi yang tidak dapat dipisahkan.
Kata majemuk dengan
unsur yang berupa morfem unik
Morfem unik ialah
morfem yang hanya mampu berkombinasi dengan satu satuan tertentu. Misalnya kata
simpang siur, kata majemuk ini terdiri dari unsur simpang yang tidak merupakan
morfem unik karena di samping simpang siur terdapat menyimpang, persimpangan,
simpang lima, dan unsur siur yang merupakan morfem unik karena satuan ini tidak
dapat berkombinasi dengan satuan lain kecuali dengan simpang.
DAFTAR
PUSTAKA
Ramlan,M.1978.
ilmu bahasa indonesia morfologi.
Yogyakarta: Karyono.
Chaer,Abdul.20102. Linguistik Umum. Jakarta:
Rineka Cipta
0 komentar:
Posting Komentar