Selasa, 05 Mei 2015

Rangkuman mata kuliah Morfologi



PROSES MORFOLOGI
DALAM BAHASA INDONESIA
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Morfologi Bahasa Indonesia
Dosen pengampu : Dra. Nusarini,M.Hum.


Disusun Oleh :
                                                      Nama : Hartutik Sulistyo Wati
                                                      NIM    : 2014001099



PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAN KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2014/2015


Proses Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Proses Morfologi adalah proses pembetukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya.  Bentuk dasar itu mungkin berupa kata, terjauh yang dibentuk dari kata jauh,  menggergaji dari kata gergaji. Mungkin berupa pokok kata misal bertemu dibentuk  dari kata temu. Berupa frase misal dari kata ketidakadilan yang dibentuk frase tidak adil, mungkin berupa kata dan kata misal kata rumah sakit yang dibentuk dari kata rumah dan kata sakit. Mungkin dapat berupa kata dan pokok kata misal kata pasukan tempur yang dibentuk dari kata pasukan dan pokok kata tempur. Mungkin juga berupa pokok kata dan pokok kata misalnya lomba tari yang dibentuk dari pokok kata lomba dan pokok kata tari.
Dalam bahasa Indonesia terdapat 3 proses morfologi yaitu :
1.      Proses pembubuhan afiks
Proses pembubuhan afiks adalah pembubuhan afiks pada Sesuatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks , untuk membentuk kata. Misalnya pembub uhan afiks ber-  pada jalan menjadi berjalan, afiks men- pada tulis menjadi menulis, ada juga afiks yang tidak membentuk kata adalah afiks per-, -kan, dan –i, misalnya perbesar, bangunkan, pukuli. Satuan yang dilekati afiks atau yang menjadi dasar pembentukan bagi satuan yang lebih besar itu ddisebut bentuk dasar.
Bentuk dasar kata berjalan adalah jalan, dalam pembubuhan afiks bentuk dasar merupakan salah satu dari unsur yang bukan afiks. Bentuk dasar dapat berdiri sendiri sebagai kata misalnya pakaian dalam berpakaian, tetapi ada pula bentuk dasar yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata dalam penggunaan bahasa misalnya temu dalam bertemu.
Afiks
Afiks adalah suatu satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata lain untuk kata baru, misalnya kata minuman kata ini terdiri dari unsur ialah minum yang merupakan kata dan-an yang merupakan satuan terikat, maka morfem –an di duga merupakan morfem.
     Setiap afiks tentu berupa satuan terikat, artinya dalam tuturan biasa tidak dapat berdiri sendiri, dan secara gramatik selalu melekat pada satuan lain. Morfem di- seperti dalam di rumah tidak dapat lagi di golongkan afiks sebab sebenarnya morfem itu secara gramatik   mempunyai sifat bebas, tidak seperti morfem di- pada dipukul. Demikian juga morfem-morfem ku, mu, nya, kau, dan isme, seperti kata diatas bukan merupakan afiks, melainkan termasuk gologan klitik karena morfem-morfen tersebut memiliki arti leksikal , sedangkan afiks tidak.







Prefiks
Infiks
Sufiks
meN-
-el-
-kan
ber-
-er-
-an
di-
-em-
-i
ter-

-nya
peN-

-wan
pe-

-wati
se-

-is
per-

-man
pra-

-da
ke-

-w
a-


maha-


para-


  
Afiks-afiks terletak di lajur paling depan disebut prefiks karena selalu melekat di depan bentuk dasar, yang terletak dilajur terletak di lajur tengah disebut infiks karena selalu melekat di tengah bentuk dasar , dan yangb dilajur belakang di sebut sufiks karena selalu melekat di belakang bentuk dasar. Ketiga tersebut disebut awalan,sisipan dan akhiran.
Ada juga ada lagi satu macam afiks yang disini disebut afiks terpisah atau simulfiks, afiks ini sebagianya terletak di muka bentuk dasar dan sebagainya terletak dibelakangnya. Yang terdapat dalam Bahasa Indonesia adalah  peN-, pe-an, ber-an, ke-an, dan se-nya.morfem ber- dan –an pada kata berpakaian tidak merupakan simulfiks karena ber- dan –an di situ tidak melekat bersama-sama, dan tidak bersama-sama mendukung satu fungsi. Morfem –an lebih dahulu melekat pada pakai menjadi pakaian, baru kemudian ber- melekat pkaian menjdai berpakaian. Morfem –an mempunyai fungsi gramatik sendiri , ialah membentuk golongan kata nominal dari golongan kata lain, dan morfem ber- juga mempunyai fungsi gramatik sendiri ialah membentuk kata verbal dari golongan kata lain.
          Afiks asli dan afiks dari bahasa asing
Kalau afiks-afiks diatas diteliti ternyata ada diantaranya yang berasal dari bahasa asing ialah pra-, a-, -wan, -wati, -is, -man, dan –wi.
          Afiks yang produktif dan afiks yang improduktif
 Berdasarkan produktifitasnya afiks dapat digolongkan menjadi dua golongan ialah afiks yang produktif dan afiks yang improduktif`
Afiks produktif ialah afiks yang hidup, yang memiliki kesanggupan yang besar untuk melekat pada kata-kata atau morfem-morfem, seperti ternyata dari distribusinya. Contoh : pada waktu ini meskipun dari bahasa asing , ialah –wan dalam katab bangsawan, hartawan.   Yang termasuk golongan afiks yang produktif ialah meN-, ber-, di-, ter-, peN-, pe-, se-, per-, ke-, maha-, para-        
-kan, -an, -i, -wan.  Ke-an, peN-an, per-aN per-an, ber-an, se-nya.


·         Afiks improduktif ialah afiks yang sudah usang, yang distribusinya terbatas pada beberapa kata, yang tidak lagi membentuk kata-kata baru.
Contoh nya : misal afiks –man yang hanya terdapat pada kata budiman dan seniman, afiks-afiks –el- , -er- , dan –em-, yang hanya terdapat pada kata gemetargeletar, gerigi, gerenyt, gemuruh, temali, seruling, afiks –da yang hanya terdapat pada kata-kata yang menyatakan hubungan kekeluargaan misalnya adinda, kakanda, ayahanda. yang termasuk afiks improduktif ialah pra-, a-, -el-, -er-, -em, -wati, -is, -mam, -da, dan –wi.

2.      Proses pengulangan
Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagaianya, baik dari variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan itu disebut kata ulang, satuan yang diulang merupakan bentuk dasar misalnya kata ulang rumah-rumah dari bentuk dasar rumah kata ulang bolak-balik dari bentuk dasar balik. Dalam bahasa indonesia ada bentuk-bentuk seperti kering keronta, tua renta, segar bugar berupa morfem bebas dan komponen yang lain berupa morfem unik.
Menentukan bentuk dasar kata ulang
Setiap kata ulang memiliki satuan yang diulang. Satuan yang di ulang itu disebut bentuk dasar, sebagian kata ulang dengan mudah dapat ditentukan bentuk dasarnya misal sakit-sakit nentuk dasarnya sakit.
Tetapi tidak semua kata ulang dapat dengan mudah ditentukan bentuk dasarnya, dari pengamatan dapatlah dikemukakan dua petunjuk dalam menentukan bentuk dasar bagi kata ulang :
a.       Pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata
Dengan petunjuk ini dapat ditentukan bahwa bentuk dasr dari kata ulang termasuk golongan kata nominal berupa kata nominal, baik kata kerja maupun kata sifat, berupa kata verbal, dan bentuk dasar bagi kata ulang yang termasuk golongan kata bilangan juga berupa kata bilangan misalnya :
Berkata-kata        – bentuk dasarnya berkata (kata kerja)
Gunung-gunung  -  bentuk dasarnya gunung (kata nominal)
Cepat-cepat          - bentuk dasarnya cepat (kata sifat)
Sepuluh-sepuluh  - bentuk dasarnya sepuluh (kata bilangan)
Ada juga pengulangan yang mengubah golongan kata, ialah pengulangan dengan se-nya, misalnya : tinggi à setinggi-tingginya termasuk dalam golongan kata keterangan karena kata-kata tersebut secara dominan menduduki fungsi keterangan dalam suatu klausa, sedangkan bentuk dasarnya yaitu tinggi merupakan golongan sifat
b.      Bentuk dasar selalu berupa  satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa misalnya kata ulang mempertahankan bentuk dasarnya bukan mempertahan tetapi mempertahankan karena mempertahankan tidak terdapat dalam pemakaian bahasa.

·         Macam macam pengulangan
a.       Pengulangan seluruh
Pengulangan seluruh ialah pengulangan seluruh berbentuk dasar, tanpa peruahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks. Misalnya :
Sepeda    bersepeda-sepeda
b.      Pengulangan sebagian
Pengulangan sebagian ialah pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya. Disini bentuk dasar tidak diulang seluruhnya hampir semua bentuk dasar pengulangan golongan ini berupa bentuk kompleks yang berupa bentuk tunggal hanyalah kata lelaki dari bentuk dasar laki.
Apabila bentuk dasar itu berupa bentuk kompleks, kemungkinan-kemungkinan bentuknya sebagai berikut :
a)      Bentuk meN- , misalnya : mengambil à mengambil-ambil
b)      Bentuk di- , misalnya  : ditanami à ditanam-tamani
c)      Bentuk ber- misalnya : bertemu à bertemu-temu
d)     Bentuk ter -.Misalnya :  terbalik à terbalik-balik
e)      Bentuk ber-an misalnya bersentuhanà bersentuh-sentuhan
f)       Bentuk –an misalnya : makanan à makan-makanan
g)      Bentuk ke- misalnya : keduaà kedua-dua
c.       Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks
Bentuk dasar diulang seluruhnya dan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, maksudnya pengulangan itu terjadi bersama-sama pula mendukung satu fungsi. Ada dua pilihan dalam pembentukan kereta-keretaan yaitu pilihan pertama ialah bentuk dasar kereta diulang menjadi kereta-kereta lalu mendapat bubuhan afiks –an
Pilihan ke dua ialah bentuk dasar kereta diulang dan mendapat bubuhan afiks –an jadi prosesnya keretaà kereta-keretaan
d.      Pengulangan dengan perubahan fonem
Kata pengulanganya termasuk golongan ini sebenaranya sangat sedikit, bahwa dalam kata bolak-balik dibentuk dari bentuk dasar balik yang diulang seluruhnya dengan perubahan fonem , ialah dari /a menjadi /o/, dan /i/ menjadi /a/.

3.      Proses Pemajemukan
Kata majemuk adalah yang terjadi dari gabungan dua kata sebagai unsurnya.  misalnya rumah sakit, meja makan, kepala batu, keras hati, panjang tangan, mata pelajaran, mata kaki dll.
Ada juga kata majemuk yang terdiri dari satu kata dan satu pokok kata sebagai unsurnya, misal daya tahan, daya ruang, kamar tunggu dan ada pula yang terdiri dari pokok kata semua, misalnya lomba tari, jual beli, simpan pinjam dll.



Ciri-ciri kata majemuk
Hasil dari penelitian menujukan bahwa satuan yang terdiri dari kata nominal dan kata sifat mempunyai dua kemungkinan yaitu satuan itu merupakan suatu klausa dan kemungkinan yang kedua yaitu frasa.

a.       Salah satu atau semua unsurnya berupa pokok kata
Pokok kata ialah satuan gramatik yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa dan secara gramatik tidak memiliki sifat bebas yang dapat dijadikan bentuk dasar bagi sesuatu kata, misalnya : juang, alir, tempur dll.
Satuuuan gramatik yang unsurnya berupa kata dan pokok kata atau pokok kata semua berdasarkan ciri ini merupakan kata majemuk karena pokok kata merupakan satuan gramatik yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa dan secara gramatik tidak memiliki sifat bebas sehingga gabungan dengan pokok kata tertentu tidak dapat dipisahkan atau diubah strukturnya.

b.      Unsur-unsurnya tidak mungkin dipisahkan, atau tidak mungkin diubah strukturnya
Satuan kamar mandi kelihatanya  sama dengan orang mandi, keduanya terdiri dari kata nominal dan kata kerja, tetapi bila diteliti benar-benar, ternyata kedua satuan itu berbeda. Pada orang mandi kata orang dapat diikuti kata itu misalnya menjadi orang itu mandi, dan kata mandi dapat didahului kata sedang akan, sudah menjadi orang itu sedang mandi, orang itu akan mandi dan orang itu sudah mandi. Dengan kata lain unsur-unsur dalam orang mandi dapat dipisahkan, berbeda dengan kamar mandi yang tidak dapat dipisahkan.
Kata majemuk dengan unsur yang berupa morfem unik
Morfem unik ialah morfem yang hanya mampu berkombinasi dengan satu satuan tertentu. Misalnya kata simpang siur, kata majemuk ini terdiri dari unsur simpang yang tidak merupakan morfem unik karena di samping simpang siur terdapat menyimpang, persimpangan, simpang lima, dan unsur siur yang merupakan morfem unik karena satuan ini tidak dapat berkombinasi dengan satuan lain kecuali dengan simpang.








DAFTAR PUSTAKA
 Ramlan,M.1978. ilmu bahasa indonesia morfologi. Yogyakarta: Karyono.
 Chaer,Abdul.20102.  Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

0 komentar:

Posting Komentar